Monday, February 25, 2013

Ketika Datang Dengan Sejuta Cerita

Ketika beberapa hari sibuk menanggapi segala kondisi dan waktu yang menyita.
Ketika berkutat dengan dunia di luar sana terlalu lama. 
Ketika tersentak menyadari kita merindukan 'seseorang' yang istimewa.
Ketika pertemuan dengan 'seseorang' itu menjadi hal yang sangat didamba.
Ketika semua cerita ingin diluapkan menjalar-jalar kepada satu hati. 
Ketika hati melesak menahan rindu tak karuan.
Ketika otak tak kunjung berhenti memikirkan satu wajah.
Ketika...ketika...



Ketika cinta sangat sangat ingin saling bersua, 
        mungkin kita datang dengan sejuta cerita..



karena perjumpaan yang seolah telah lama tertunda 
membuat kita melangkah sendiri tanpa adanya 'seseorang' itu di samping kita
kita mungkin mau 'pergi' sementara, bebas sebentar,
 
namun setelah beberapa hari akhirnya kita menyadari,
ada yang hilang.
tanpanya kita buntu.

meskipun di satu waktu keberadaan kita tanpa dia adalah waktu yang sangat bebas dan mandiri,
hal yang mungkin bisa sangat kita sukai karena melahirkan kemandirian dan eksplorasi pribadi tak terduga,
namun tanpanya, entah kenapa...
kita buntu.


bukan tersesat,
tapi rasanya hanya ingin..pulang..
ke tempatnya, ke pelukannya, ke peraduan hatinya.



                                       Unfailing Regards,

Saturday, February 23, 2013

"Selamat bergabung.." :)

1:44 am.
dini hari aku masih terjaga.
oh bukan, lebih tepatnya aku kembali terjaga setelah tertidur selama kira2 dua jam lalu.
aku terbangun karena satu hal.

satu pikiran itu seolah menyentakku sampai aku terhentak dari mimpi dini.
mari, aku cerita sedikit tentang 'pikiran' apa itu, berhubungan dengan apa yang kurasakan hari ini.


1:53 am.
beberapa menit yang lalu, sesuatu menyadarkan saya.
ada hal yang berubah, yang menjadi awal yang baru buat saya.

"Selamat bergabung kepada teman-teman asisten baru yang lolos pada seleksi tanggal 22 dan 23 Februari 2013. Berikut ini daftar nama asisten yang akan bergabung dalam Laboratorium Teknik Industri Dasar:"

dan dalam daftar yang dimaksud itu, ada nama saya..
seketika perasaan berkecamuk.
senang? pastinya. itu jelas membanggakan.
bagi saya itu menjadi 'prestasi' besar dalam hidup saya sampai saat ini.
tapi takut? cemas?
ya..sayangnya, itu juga menjadi hal yang saya rasakan sampai detik ini.


1:57 am.
Jadi begini.
sejak sebulan yang lalu, belakangan ini saya merasa begini:
"Asisten Laboratorium Industri" adalah salah satu jabatan yang paling saya inginkan saat ini sekaligus 'profesi' sampingan sebagai mahasiswa yang saya 'ragukan' bahwa saya bisa mewujudkannya.

dan ketika Tuhan menunjukkan dan memberi kesempatan bagi saya untuk mewujudkannya, saya merasa..bodoh sekali ketika saya harus merasa galau lagi.
saya tau saat ini saya benar-benar harus yakin saya bisa melakukannya.


2:04 am
saya tau ini benar-benar akan menjadi awal yang baik untuk mengawali hari-hari selanjutnya, terutama untuk semester ke depan sebagai mahasiswa, yaitu semester 4.
jujur, saya masih ragu.
tapi saya terus meyakinkan diri bahwa saya mampu.
dan saya terus berdoa semoga saya bisa memegang kata-kata saya, yang saya ucapkan dan janjikan ketika berada di seleksi wawancara beberapa jam yang lalu.


2:08 am.
konsekuensi. tanggung jawab.
itu yang terus-menerus berkutat di otak saya.
mungkin akan ada banyak konsekuensi dan 'rugi' waktu, tenaga, perasaan, pikiran ketika saya menjalani masa jabatan sebagai Aslab.
namun saya tau saya hanya perlu fokus.
dan total dalam hal ini.
seperti apa yang saya katakan pada saat wawancara.
maka saya tidak perlu ragu, takut, dan seharusnya tetap maju dengan bangga. 



2:12 am
terus mengulang dalam diri saya:
"Semoga ini menjadi pilihan yang benar.."

jadi saya mengatakan pada diri saya sendiri:
"Smoga saya benar-benar bersyukur, bertanggung jawab, dan mencintai atas apa yang menjadi pilihan saya."





                                            Unfailing Regards, 

 

Saturday, February 2, 2013

Sangsi

sangsi
setelah jauh melangkah
sebelum menapak terlalu jauh
hati berbisik dalam kata-kata lara
"tempatmu...hatimu...tidak di sini"

takut
ketika dilema membubung
menyadari apa yang sungguh kau inginkan, namun terlambat 
mungkinkah penyesalan datang seiring suara nurani mempertanyakan
"adakah cara untuk memutar waktu kembali?"

goyah
namun kamu berdiri di sana
saat mata menatap mata, seakan memeluk meyakinkan
dan logika-mu berdesir menempuh kekecewaan
"daripada mengandaikan apakah waktu bisa berputar kembali,
bukankah lebih baik memikirkan adakah cara untuk memperbaiki semua yang telanjur nyata ini?



                                                           Unfailing Regards,