percuma percuma percuma..
apabila kita tetap memilih diam satu sama lain
dalam keheningan yang memendam rasa marah-amarah ini
mungkin sama hati kita yang merasakan kelelahan begitu getir
ketergantungan aku akan kau yang selalu membuat nyeri ketika keheningan yang ini sedang memekak
dan sekali lagi aku katakan, aku tidak tahu bagaimana hatimu, apakah ketergantungan itu juga ada atau tidak pernah ada? apakah aku tetap ada dalam daftar yang selalu kau butuh?
percuma percuma percuma kita tetap diam dalam beberapa hari
tidak tahukah kau?
mengapa tidak disudahi saja diam yang berkepanjangan ini?
tidak ada gunanya, tidak menyelesaikan apapun, hanya semakim memperlama waktu dan merenggang jarak di hadapan kita
"Percuma. Sudah kubilang percuma jika diam ini diteruskan dan tidak seharusnya kita mengabaikan rasa rindu."
Unfailing Regards,
Thursday, January 22, 2015
"Akar Waktu"
"waktu selalu mengakar sampai pada detik-detik yang takkan lagi bisa kau hitung dan kau rasa, tetapi bagaimana jika yang mampu kau miliki untuk bersama adalah akar waktu itu?"
***
***
terkadang kita hanya merasa sangat-sangat hampa
seperti sangat nyeri di batin
namun juga terasa kekosongan luas merongga hati
aku lelah merasa
tapi juga takut membayangkan tidak merasakan apa-apa lagi
terkadang kita hanya mampu bertanya-tanya
tapi tidak pernah ingin benar-benar bertindak
karena kita merasa terlalu takut akan kehilangan
apakah memang sudah saatnya?
ataukan memang tidak akan pernah ada saat itu?
Tuhan, beri kami petunjuk-Mu kemana kami harus melangkah
kemana kami harus berlabuh untuk tetap pada satu hati yang ada saat ini.
apakah kami hanya perlu bertahan dalam semua perkara untuk imbalan rasa bahagia dan saling memiliki
ataukah kami harus menempuh jalan berbeda untuk tumbuh dalam akar-akar waktu yang semakin menua?
Unfailing Regards,
Subscribe to:
Posts (Atom)