Wednesday, February 2, 2011

A Little Outpouring

Hari ini.
020211.
Tanggal sakral, bagiku.
yah, meskipun memang cuma salah satunya.
Tetapi, paling tidak aku ingin mengenangnya
walau sedikit, walau perih
tak mengapa asal hal itu bisa mengembalikannya.

Aku tidak minta banyak.
hanya satu ekspektasi kok.
Tidak perlu dia yang kembali.
Cukup dengan: sebagian dirinya saja yang kembali.
Sungguh.

Aku akan 'berusaha' merasa cukup jika yang kembali adalah
kenangan bersamanya.
atau cukup suaranya.
cukup wajahnya.
cukup kata-katanya.
dan cukup.
cukup itu saja, jadi dia tak perlu kembali.

Hari ini.
tepat setahun yang lalu, di mana 020210 bermuara.
hari di mana akhirnya aku berani
menyatakan satu perasaan.
yang mana memang itu maksudku padanya selama ini.

Demi dia.
demi orang itu, aku bisa setulus itu.
pertama kalinya seseorang benar bisa menyanjung egoku.
Dia, orang yang baik.
tapi mungkin, bukan cowok yang baik.
ha-ha-ha, benarkah begitu?

Aku ingat lagu favoritnya.
dinyanyikannya di atas motor kesayangannya.
tapi hari ini, yang dinyanyikan adalah lagu yang berbeda.
"Rasa Ini" -nice song from vierra :)
katanya padaku,
"Ini lagu lo kan? Pas tuh"

Ya, itu lagu buat kamu.
"Kusuka dirinya, mungkin aku sayang.
Namun apakah mungkin, kau menjadi milikku?"


Lalu apa yang terjadi selanjutnya?
kamu memutuskan pergi.
menjadikan lagu itu semakin berarti.
kamu melihat hatiku lebih dulu, jauh sebelum aku berhasil mengucapkannya.
menjadikan lagu itu semakin menyiksa.
kamu, dan semuanya tentang kamu.
menjadikan aku begitu rapuh.
Saat itu.
aku sesak.

sadar.
bahwa kamu berhasil mencuri.
kemudian berhasil menjaganya.
dan menyanjungnya, memolesnya dengan rasa tak terhingga
lalu, entah apa namanya, mempermainkannya?

cowok macam apa kamu, tanyaku dalam hati.
kamu mengakui.
kamu mendekati.
kamu tersenyum menatapi.
tapi lalu,
apa?
mengakhiri segalanya.

dan tahukah kamu?
kini aku sudah menjadi baru.
membuang jauh kamu dan seluruh hatiku tentang kamu.
lega.
besar rasanya.
seperti menang.

tapi sayangnya, kamu terlalu berharga.
itulah kenapa
sampai detik ini aku masih mau mengenangnya.


                                                                                                        Unfailing Regards,

No comments:

Post a Comment